Badan
Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
(BPS) meluncurkan Publikasi Ekonomi Kreatif 2016 yang terdiri dari data
makro ekonomi kreatif, yakni PDB, tenaga kerja, dan ekspor, serta hasil
dari Survei Khusus Ekonomi Kreatif di Hotel Swissbel Mangga Besar,
(8/12). Ekonomi kreatif mencakup 16 subsektor yaitu bidang aplikasi dan
game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual,
desain produk, fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya,
kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan
televisi dan radio.
Hasil
data statistik ekonomi kreatif 2016 menunjukkan bahwa dalam kurun waktu
2010-2015, besaran PDB ekonomi kreatif naik dari 525,96 triliun menjadi
852,24 triliun (meningkat rata-rata 10,14% per tahun). Sedangkan tiga
negara tujuan ekspor komoditi ekonomi kreatif terbesar pada tahun 2015
adalah Amerika Serikat 31,72% kemudian Jepang 6,74%, dan Taiwan 4,99%.
Untuk sektor tenaga kerja ekonomi kreatif 2010-2015 mengalami
pertumbuhan sebesar 2,15%, dimana jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif
pada tahun 2015 sebanyak 15,9 juta orang.
Kepala
BPS, Kecuk Suhariyanto mengatakan kekuatan ekonomi kreatif terletak
pada sumber daya manusianya yang mengandalkan pada ide-ide kreatif dan
inovasi. “Prediksi ke depan, saya pikir prospeknya (ekonomi kreatif)
sangat menjanjikan,” ujarnya. Kepala Bekraf, Triawan Munaf mengungkapkan
data tersebut diharapkan dapat menjadi dasar dalam pengembangan ekonomi
kreatif Indonesia.(Kunti)