Pada bulan Mei 2017, 2 (dua) kota IHK di Sumatera Utara mengalami inflasi, yaitu Sibolga sebesar 0,39 persen dan Medan sebesar 0,08 persen. Sedangkan Kota Pematangsiantar mengalami deflasi sebesar 0,01 persen dan Padangsidimpuan deflasi 0,09 persen. Dengan demikian, Sumatera Utara pada bulan Mei 2017 mengalami inflasi sebesar 0,07 persen.
Bulan Mei 2017, Medan inflasi sebesar 0,08 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 131,63 pada bulan April 2017 menjadi 131,73 pada bulan Mei 2017. Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,46 persen; kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan inflasi sebesar 0,30 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,26 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,17 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,43 persen; kelompok sandang deflasi sebesar 0,17 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,01 persen.
Komoditas utama penyumbang inflasi selama bulan Mei 2017 di Medan antara lain: cabai merah, bawang putih, nasi dengan lauk, angkutan udara, bensin, tarif listrik, dan tomat buah.
Dari 23 kota IHK di Pulau Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe dan Tanjung Pandan sebesar 0,90 persen dengan IHK masing-masing sebesar 122,79 dan 136,58. Inflasi terendah terjadi di Meulaboh sebesar 0,06 persen dengan IHK 127,37. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 0,93 persen dengan IHK 134,81 dan deflasi terendah terjadi di Pematangsiantar sebesar 0,01 persen dengan IHK 132,80.
Di Indonesia, pada bulan Mei 2017 dari 82 kota yang diamati Indeks Harga Konsumennya (IHK), 70 kota mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 0,96 persen dengan IHK 144,44. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Sampit dan Bulukumba sebesar 0,02 persen dengan IHK masingmasing sebesar 129,86 dan 133,21 .